Adapun ARNA membukukan penjualan bersih yang naik 15,5% dari Rp2,21 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp2,55 triliun pada tahun 2021, diiringi pertumbuhan laba bersih sebesar 45,8% dari Rp323,0 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp470,9 miliar pada tahun 2021.
Sementara hasil laba bersih ini dapat dicapai berkat margin yang meningkat dari 14,6 persen pada tahun 2020 menjadi 18,4 persen pada tahun 2021.
"Jadi pertumbuhan laba bersih yang kita catat di tahun buku 2021 tidak sekedar menjadi sumber finansial untuk Capex investasi penambahan pabrik 5C maupun 4C, tapi kita utamakan juga untuk memberikan nilai tambah buat para pemegang saham melalui pembayaran dividen dengan yield yang mendekati diatas 5%," jelas Rudy.
"Saya rasa ini edited value yang selama ini kita berusaha ciptakan untuk pemegang saham," pungkas dia. (TYO)