Beban pokok ikut terdongkrak mengikuti kenaikan pendapatan, tetapi margin masih terkendali, sehingga tersisa laba kotor Rp399,81 miliar.
Di sisi lain, CEKA mampu memitigasi ongkos penjualan, meskipun harus menelan rugi atas selisih kurs menembus Rp2,2 miliar. Alhasil, secara operasional perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak mencapai Rp277,06 miliar.
Balance sheet untuk pos utang atau liabilitas terlihat membengkak 72 persen menjadi Rp432,7 miliar. Namun, aset CEKA ikut tumbuh menjadi Rp2,23 triliun, dengan modal di level Rp1,8 triliun.
CEKA masih menyisakan kas dan setara kas senilai Rp596,14 miliar per September 2024, tak banyak berubah dari awal tahun.
(DESI ANGRIANI)