Rangkaian transaksi bolt-on di sektor infrastruktur diarahkan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang lebih kuat dengan risiko yang lebih kecil, melalui penciptaan ekosistem yang terintegrasi dan sinergi dalam kompleks industri di kawasan Cilegon.
“Ini adalah bagian dari strategi programmatic M&A perseroan, dengan memanfaatkan kekuatan finansial Chandra Asri dan reputasi yang solid sebagai mitra pertumbuhan,” kata Suryandi.
Di samping itu, di tengah volatilitas yang diperkirakan akan terus berlanjut karena ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang sedang berlangsung, TPIA tetap optimistis dengan prospek jangka panjangnya dan melaksanakan rencana ekspansi dengan disiplin dan fokus.
Sepanjang kuartal I 2023, TPIA menyelesaikan dan menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan INA, sovereign wealth fund, untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali skala dunia di Indonesia, yang dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang berkembang dan berfokus pada rantai nilai kendaraan listrik atau electric vehicle.
“Sebagai bagian dari percepatan rencana investasi, perseroan juga telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan proses penawaran FEED,” pungkas Suryandi.
(FAY)