"Umumnya, apabila toko-toko tersebut dinilai gagal dalam mencapai target, tentu akan dievaluasi," ujarnya.
Selain itu, perseroan juga terus melakukan renovasi toko-toko yang ada untuk meningkatkan lalu lintas pelanggan. Tak hanya itu, BATA fokus menjual koleksi produk eksklusif dengan harapan mendapatkan margin yang lebih tinggi.
Sepanjang 2024, BATA mencatat penurunan penjualan sebesar 25 persen menjadi Rp459,98 miliar dari Rp609,61 miliar pada 2023. Sementara rugi usaha tercatat Rp145,05 miliar.
Saat ini, BATA mengelola 242 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dan telah merelokasi pusat distribusi sebagai bagian dari optimalisasi rantai pasok. Pabrik BATA di Purwakarta juga ditutup setelah beroperasi selama lebih dari 30 tahun.
(Rahmat Fiansyah)