IDXChannel - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate dinilai dapat menjadi pemicu positif bagi pasar modal domestik.
Analis Maybank Investment Banking Group Saktiandi Supaat mengatakan, kebijakan moneter yang lebih longgar disebut bakal mendorong arus masuk dana asing, terutama ke instrumen obligasi dan saham.
“Setelah BI Rate turun, minat terhadap saham juga meningkat dan arus masuk masih positif ke bursa baru-baru ini, sehingga turut membantu menguatkan rupiah,” ujar Saktiandi dalam ‘FX Flash IDR: BI Resumes Rate Cuts as IDR Strengthens’, ditulis pada Jumat (23/5/2025).
Saktiandi mencatat peningkatan minat asing terhadap instrumen efek menjadi salah satu pendorong penguatan rupiah dalam beberapa pekan terakhir.
Dia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami rebound signifikan, disebabkan oleh pulihnya harga saham-saham bank besar setelah sempat mengalami tekanan.
“Momentum saham Indonesia cukup kuat dan kami melihat peluang penguatan lebih lanjut, yang bisa menjadi penopang tambahan bagi rupiah,” kata dia.
Namun, dia mengingatkan penguatan nilai tukar perlu diwaspadai, terutama dalam konteks volatilitas global.
Meski Indonesia dinilai relatif terlindung dari tensi perdagangan global, Saktiandi menyinggung risiko volatilitas mengingat masih terdapat ketidakpastian kebijakan ekonomi.
“Ketidakpastian besar atas kebijakan ekonomi AS dan dampaknya terhadap perekonomian dunia masih menjadi hambatan. Kami tidak menjadikan arus masuk asing ke saham sebagai pilar utama dari proyeksi positif kami terhadap rupiah,” kata dia.
Hingga penutupan sesi pertama, Jumat (23/5/2025), IHSG naik 0,36 persen ke 7.192. Pada Kamis sebelumnya, terdapat arus modal asing yang masuk sebesar Rp621,92 miliar, demikian menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 20-21 Mei 2025, BI memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
(Dhera Arizona)