Namun, dampak ekonomi jangka panjang biasanya lebih rumit untuk dinilai. Dampak jangka panjang dari peristiwa yang tampaknya dramatis terhadap perilaku investor sulit diprediksi.
Konflik di Timur Tengah cenderung menyebabkan lonjakan harga minyak, tercermin dari embargo minyak OPEC pada tahun 1973-1974, revolusi Iran pada tahun 1978-1979, Perang Iran-Irak yang dimulai pada tahun 1980, dan Perang Teluk Persia pertama pada tahun 1990-1991.
“Ini karena kawasan ini menyumbang hampir sepertiga pasokan minyak global, ketidakstabilan apa pun dapat menciptakan ketidakpastian pasar berdasarkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak global,” kata Bianchi.
Ketidakpastian ini tercermin dalam premi risiko di pasar minyak. Ini adalah harga yang dibayarkan untuk minyak yang diperdagangkan sebelumnya di pasar berjangka versus harga minyak secara real-time.
“Hal ini mencerminkan keuntungan yang diharapkan diterima oleh spekulan dari pembelian dan penjualan minyak selama masa konflik, serta kebutuhan lindung nilai dari bisnis yang memproduksi dan mengkonsumsi minyak serta kekhawatiran mereka terhadap pasokan dan permintaan,” ujar Bianchi.