Oleh karena itu, dampak konflik Israel-Hamas terbaru terhadap pasar keuangan global akan bergantung pada keterlibatan negara-negara besar di kawasan lainnya.
“Jika konflik antara Israel dan Hamas terus berlanjut, dampaknya mungkin akan terbatas dan hanya terjadi pada negara-negara yang memiliki hubungan perdagangan langsung dengan Israel atau Palestina,” imbuh Bianchi.
Namun jika konflik menyebar ke negara-negara penghasil minyak utama di kawasan seperti Iran, perekonomian global akan menghadapi dampak yang parah karena biaya energi bagi dunia usaha dan rumah tangga dapat melonjak jika pasokan terganggu.
Harga energi yang lebih tinggi akan menghambat upaya bank sentral untuk mengendalikan tekanan inflasi di sebagian besar negara maju dan berkembang.
“Jika hal ini mengarah pada kebijakan moneter “lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama” yang mempertahankan suku bunga tetap tinggi, hal ini akan meningkatkan biaya pinjaman dan pembiayaan kembali (refinancing) oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat,” kata Bianchi.