Sejak itu, pada tahun 1954 akhirnya Ong memutuskan untuk merubah nama merek rokoknya menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Setelahnya usaha rokok Ong Hok Liong berkembang, bahkan karyawannya mencapai 3.000 orang.
"Ketika dia meninggal pada tahun 1967 dia adalah seorang multi jutawan dan Bentoel telah tumbuh menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia," tulis George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019). Anak-anak Ong Hok Liong lalu menggantikannya.
Rokok Bentoel sempat menjadi pemain besar nomor 3 dalam pasar rokok Indonesia, tak lama sekitar tahun 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tidak mampu membayar pinjamannya ke BRI dan Bank Bumi Daya senilai USD170 juta.
Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan kemudian menggelembung menjadi USD350 juta.
Pada 1997, aset Bentoel diserahkan kepada perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel bubar. Bentoel Prima pada 2000 ganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.