“Tahun ini, PMC berencana meningkatkan produksinya dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022. PMC sendiri telah menyumbang 58% dari total target produksi BCR sebesar 7,8 juta MT tahun ini,” tambahnya.
Dengan begitu, pihaknya mengatakan akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA Kegiatan operasional MC pada tahun 2021 mencatat pendapatan sebesar USD56,32 juta dan memiliki EBITDA sebesar USD24,01 juta.
“Dikaitkan dengan meroketnya harga batu bara akibat meningkatnya permintaan dan masalah rantai pasokan yang timbul dari konflik antara kekuatan global management optimis akuisisi tersebut akan meningkatkan posisi keuangan PMC dengan perkiraan profit dua kali lipat tahun di tahun ini,” paparnya.
“Profitnya ke depan direct-nya akan lebih besar jika produksinya tahun ini akan 4,5 Juta lebih dari dua kali lipat. jadi sekarang dengan margin dan cost yang baik maka akan membuat keuntungan juga lebih baik Itulah kenapa kami mengakuisisi 4,6% dari partner kami sehingga kita memiliki utuh 100%,” pungkasnya. (TYO)