Di sisi lain, menurut Sahala, negara melihat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalani inisiatif restrukturisasi strategis dalam upaya melaksanakan reformasi struktural untuk menciptakan ekosistem yang beroperasi secara efisien, transparan, dan profesional yang akan meningkatkan kinerja dan nilai bagi pemerintah.
Salah satu inisiatif tersebut adalah privatisasi perusahaan melalui divestasi minoritas. IPO ekuitas menjadi jalan yang memungkinkan untuk divestasi ini, seperti halnya dengan PGEO, yang bertujuan memperluas kepemilikan publik untuk memasukkan transparansi dan akuntabilitas.
Dengan demikian, pemerintah berharap privatisasi melalui IPO akan mengubah BUMN dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, menciptakan struktur manajemen dan keuangan yang kuat, serta menjadi entitas kompetitif yang berorientasi global.
"Hal ini menunjukkan dinamisme pasar modal ekuitas Indonesia yang perlahan berkembang menjadi semakin matang yang didukung oleh peningkatan partisipasi kelembagaan dan ritel, mencari peluang investasi yang menarik di salah satu platform pertumbuhan ekonomi paling menarik di dunia," tutur Sahala.
Momentum ini, oleh Sahala, diprediksi akan berlanjut untuk ekuitas dan pasar modal Indonesia pada kuartal berikutnya.