sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pesatnya Pertumbuhan Investor Ritel sejak Pandemi Covid-19

Market news editor Nur Ichsan Yuniarto
19/08/2023 15:08 WIB
Investor ritel di pasar modal Indonesia bertumbuh pesat. Pertumbuhan terjadi bahkan saat pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.
Investor ritel di pasar modal Indonesia bertumbuh pesat saat pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.
Investor ritel di pasar modal Indonesia bertumbuh pesat saat pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

IDXChannel - Investor ritel di pasar modal Indonesia bertumbuh pesat. Pertumbuhan terjadi bahkan saat pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

Padahal saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam dari 6.300 hingga 3.900. Penurunan itu terjadi dalam waktu tiga bulan mulai dari awal 2020 hingga Maret 2020.

Tak hanya itu, kondisi diperparah dengan tingginya kasus Covid-19, jumlah korban meninggal meningkat serta jumlah warga yang positif bertambah. Untuk menekan kasus Covid, pemerinta kemudian meneken Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang mengatur pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap Covid-19.

Bulan Maret merupakan bulan dengan volatilitas tertinggi di tahun 2020,kemudian pada kuartal empat tepatnya bulan Oktober, mulai menunjukkan rebound sehingga IHSG dapat kembali ke area 6.000.

Secara umum, mulai dari bulan Maret hingga Desember 2020 IHSG mulai menunjukkan kestabilan harga meskipun ada penurunan di bulan September. Strategi Pemerintah dalam memberlakukan PSBB dirasa tepat meski sedikit terlambat melihat dari grafik kenaikan IHSG dimulai dari bulan April 2020.

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu, investor ritel memberikan dampak positif di dunia pasa modal saat pandemi Covid-19. Bahkan, berkat hal itu, terjadi peningkatan jumlah investor.

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menetapkan tahun 2020 sebagai tahu kekebangkitan investor domestik ritel Indonesia, meskipun saat itu terjadi penurunan jumlah transaksi saham secara keseluruhan di bursa pada tahun 2020.

Kondisi ini terjadi karena di masa pandemi jumlah investor ritel justru semakin meningkat secara agresif. Peningkatan jumlah investor, khususnya investor ritel, dapat memberikan dampak positif pada dunia pasar modal.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, berbagai leading indicator lain juga mengalami perbaikan seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada angka 128,2 per Juni 2020 sehingga menunjukkan optimisme konsumen yang tinggi pada perekonomian nasional.

Indikator yang cukup penting lainnya adalah penjualan ritel yang tumbuh tinggi sebesar 15,42% (yoy) sehingga menunjukkan daya beli masyarakat yang kembali pulih pasca pandemi.

“Ritel menjadi indikator utama untuk melihat bagaimana leading indicators makro berjalan, salah satunya dengan memperhatikan bagaimana harga ritel dan perkembangannya disamping berbagai indikator yang lain, angka-angka tersebut sangat penting di tengah berbagai ketidakpastian global yang memang betul-betul masih di depan mata namun kita relatif bisa mengendalikannya," kata Susiwijono saat itu. 

Dia melanjutkan, terkait dengan penjualan ritel tersebut, meskipun telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi, masih terdapat berbagai tantangan dan kekurangan yang harus diatasi seperti kesiapan pelaku usaha dalam mengatasi keseimbangan antara supply dan demand.

Hal ini karena masih banyak ditemui pelaku usaha ritel yang menetapkan target supply setara dengan kondisi di kala pandemi namun dari sisi demand telah kembali normal sehingga terjadi gap diantaranya.

Selain itu, disrupsi rantai pasok juga perlu untuk diwaspadai pelaku usaha terlebih terdapat beberapa negara mitra dagang Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi cukup mendalam hingga saat ini.

Sementara itu,  Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan saat itu mengatakan, minat investor ritel saat pandemi melesat. Dilihat dari aktivitas transaksinya, investor ritel mendominasi hingga 47% pada periode 1 Juli 2021 hingga 15 Juli 2022. Catatan ini lebih tinggi dibanding aktivitas investor institusi domestik 22% dan investor institusi asing 31%.

Sementara di periode sebelumnya, 12 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021, investor ritel juga mendominasi aktivitas perdagangan hingga 59%. Sementara investor institusi domestik dan investor institusi asing tercatat masing-masing 17% dan 24%.

Aktivitas yang meningkat itu tidak lepas dari kenaikan jumlah investor selama pandemi. Hingga 30 Juni 2022 tercatat ada 9,1 juta investor di pasar modal. Jumlah ini meningkat pesat dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat 2,48 juta.

BEI mencatat, di antara 9,1 juta investor, sebanyak 4 juta diantaranya merupakan investor saham. Jumlah investor saham itu meningkat dibandingkan sebelum pandemi atau di akhir tahun 2019 yang sebanyak 1,10 juta.

Verdi mengaminkan dibandingkan investor institusi domestik dan investor institusi asing, komposisi kepemilikan saham ritel memang tidak besar,  hanya 15,6% per Juni 2022. Akan tetapi, ritel mampu menyumbang hingga 46,7% terhadap transaksi bursa. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, hingga akhir April 2022, secara nasional jumlah investor ritel di Pasar Modal telah mencapai 8,62 juta atau telah meningkat sebesar 15,11 persen (ytd) dibandingkan posisi 30 Desember 2021.

Pertumbuhan jumlah investor ritel ini juga masih didominasi oleh kaum milenial atau usia di bawah 30 tahun sebesar 60,29 persen dari keseluruhan jumlah investor," kata Hoesen dalam sambutannya secara virtual.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement