Selain itu, PGAS juga mencatat adanya penurunan nilai aset alias impairment atas properti migas sebesar USD9,07 juta.
Namun, beban keuangan PGAS turun 23 persen menjadi USD75,3 juta akibat berkurangnya beban bunga utang. Lalu, provisi atas kontrak yang merugi berkurang cukup signifikan hingga 70 persen menjadi USD3,5 juta dan hilangnya provisi atas sengketa pajak yang tahun lalu dialokasikan USD29,9 juta akibat gugatan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ditolak Mahkamah Agung (MA).
Dengan demikian, PGN mencetak laba konsolidasi sekitar USD439,6 juta. Setelah dikurangi pajak dan bagian non-pengendali, maka laba bersih perseroan mencapai USD339 juta dengan laba bersih per saham USD0,0140.
Pada 2024, PGAS menghabiskan belanja modal sekitar USD258 juta dengan rincian 39 persen untuk upstream serta 61 persen untuk downstream dan lainnya. Adapun belanja itu di antaranya dipakai untuk membangun pipa gas rumah tangga, pipa gas transmisi Tegal-Cilacap, pengembangan driling untuk WK Pangkah, WK Ketapang, dan WK Fasken.
(Rahmat Fiansyah)