Di Inggris, Partai Buruh pimpinan Keir Starmer yang berhaluan kiri-tengah diperkirakan menang besar. Di Prancis, investor khawatir parlemen akan didominasi kubu sayap kanan ekstrem.
Presiden Prancis Emmanuel Macron secara tiba-tiba mengumumkan pemilu bulan lalu setelah kalah dari kubu sayap kanan ekstrem pimpinan Marine Le Pen dalam pemilihan parlemen Eropa. Partai Le Pen memenangi putaran pertama yang digelar pada 30 Juni dengan 33 persen suara, sementara kubu Macron hanya memperoleh 20 persen dukungan.
Putaran kedua pemilihan parlemen Prancis akan digelar pada 7 Juli.
“Kami pikir dampak pemilu Inggris relatif terbatas, karena hasilnya cukup jelas,” kata Susana Cruz, ahli strategi di Liberum Capital Ltd. (WHY)