“Pemangkasan simbolis tidak akan mendorong permintaan minyak kecuali mampu memacu momentum ekonomi nyata,” ujar seorang analis, sebagaimana dikutip Hyerczyk.
Laporan terbaru EIA juga menunjukkan penambahan stok distilat AS sebesar 4 juta barel, mengindikasikan permintaan solar yang melemah. Data ini memperkuat sinyal bahwa pasar domestik semakin berhati-hati dalam konsumsi produk olahan minyak.
Menurut Hyerczyk, selama harga belum mampu menembus kembali pivot USD64,21 atau rata-rata 52 pekan di USD63,09, prospek jangka pendek minyak mentah tetap bearish.
Level support penting berada di USD60,77, diikuti level Fibonacci di USD59,91. Kecuali OPEC+ mengubah strateginya atau indikator permintaan membaik, harga minyak diperkirakan akan terus berada di bawah tekanan dengan reli yang terbatas di kisaran USD65,68. (Aldo Fernando)