IDXChannel – Produksi batu bara Indonesia meningkat signifikan hingga pertengahan 2023.
Data Kementerian ESDM yang termuat dalam Minerba One Data Indonesia (MODI) per 27 Juni 2023 pukul 12.20 WIB menunjukkan, produksi real time mencapai 342,5 juta ton atau setara 49,32% dari target yang ditetapkan pemerintah. (Lihat grafik di bawah ini.)
Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi batubara mencapai 694,50 juta ton dengan rencana ekspor mencapai 460 juta ton.
Berdasarkan data MODI, jumlah ekspor batu bara hingga Juni 2023 sudah mencapai 108,8 juta ton. Sementara untuk realisasi domestik mencapai 77,45 juta ton.
Setidaknya dalam tiga bulan pertama tahun ini, faktor cuaca masih menjadi tantangan dalam pemenuhan produksi batu bara nasional.
Intensitas hujan yang masih tinggi dinilai menjadi penyebab target produksi belum tercapai.
Adapun berdasarkan data ICE Newcastle, harga batu bara menguat pada perdagangan awal pekan, Senin (26/6/2023). Harga batu bara untuk kontrak Oktober 2023 menguat tipis 1,86 persen di level USD145,35 per ton. Dalah setahun terakhir, harga batu bara tertekan hingga 41,02 persen secara yoy.
Pasar batu bara global nampaknya masih tetap ketat di tengah perlambatan ekonomi China yang membuat banyak pasar tertekan. Terlebih, isyarat kenaikan suku bunga dari bank sentral utama dunia juga masih membebani pasar.
Sebelumnya, harga batu bara sempat terkerek karena permintaan dari Bangladesh yang mengalami krisis listrik.
Pasar batu bara kini juga dihantui kekhawatiran kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah dari China yang merupakan konsumen batu bara terbesar dunia.
Berdasarkan data Trading Economics, menanggapi penurunan harga batu bara, beberapa pembuat baja di China telah meningkatkan tingkat produksi mereka.
Sementara data menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara utama di China telah mengakumulasi stok tertinggi pada akhir Mei.
Di sisi permintaan, impor batu bara China telah menurun pada Mei, dan mencerminkan pemulihan ekonomi negara Tirai Bambu yang lamban dan melemahnya permintaan dari sektor listrik dan baja.
Sementara itu, di Eropa, kelebihan stok dan permintaan musim dingin yang lebih rendah dari yang diantisipasi telah menyebabkan impor batu bara hampir berhenti selama kuartal pertama 2023. (ADF)