Menurut Erindra, koreksi harga batu bara akibat melambatnya permintaan dari China, terutama efek tingginya inventori di pelabuhan bagian Selatan sekaligus meningkatnya aktivitas PLTA pada awal Agustus.
"Data yang terbaru menunjukkan inventori mulai turun, sehingga memberikan peluang akan kenaikan harga pada September 2024, mirip dengan pergerakan harga pada 2023," katanya.
Erindra pun menilai, permintaan dari China masih kuat karena mereka saat ini tengah menunggu harga batu bara turun di bawah level domestik. Dia pun optimistis harga batu bara ICI4 tidak akan turun di bawah USD50 per ton.
BRI Danareksa Sekuritas tetap mempertahankan OVERWEIGHT pada saham batu bara. Namun, pilihan saham bergeser dari ADRO ke UNTR dengan target harga Rp29.200. Hal ini karena harga saham ADRO telah naik cukup tinggi, lebih dari 10 persen dalam sebulan terakhir.
Selain menjagokan UNTR, Erindra secara berturut-turut memilih saham ADRO (TP Rp3.770), ITMG (TP Rp31.300), dan PTBA (Rp3.100) yang akan diuntungkan dengan kenaikan harga batu bara pada akhir tahun.
(Rahmat Fiansyah)