Direktur & CFO dari BRMS, Charles Gobel, berharap pihaknya bisa mendapatkan fasilitas pinjaman tersebut pada kuartal I-2025. Fasilitas pinjaman tersebut membantu perseroan untuk dapat memulai pembangunan tambang bawah tanah di Palu pada kuartal II-2025.
Bila sesuai target, maka produksi bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi dapat dimulai di akhir 2027.
“Informasi lebih lanjut mengenai jumlah belanja modal dan rencana pembiayaan terkait akan disampaikan di akhir November 2024 bersamaan dengan penyampaian laporan keuangan Perusahaan yang diaudit untuk periode kuartal-3 2024,” kata Charles.
Direktur & Chief Investor Relations dari BRMS, Herwin Hidayat menambahkan, perseroan telah mengumumkan data sumber daya mineral (dengan standar JORC) dari anak usaha BRMS pada bulan lalu, yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM), dan penunjukan PT Macmahon Indonesia (anak usaha dari Macmahon Holdings Limited, Australia) sebagai kontraktor tambang di lokasi tambang River Reef (Poboya, Palu).
Pada akhir November 2024, perseroan akan menyampaikan informasi cadangan mineral (dengan standar JORC) dari CPM, sebagai kelanjutan dari laporan sumber daya mineral yang ada. Data cadangan mineral yang akan disampaikan tersebut juga akan memuat kadar emas yang lebih tinggi dari prospek penambangan bawah tanah.
“Kami juga akan mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode Q3 2024 dengan kinerja produksi dan harga jual emas yang lebih tinggi di akhir November 2024,” ujarnya.
(Febrina Ratna)