“Dengan begitu, bisa berdampak pula terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie," tuturnya.
Kehadiran Bendungan Rukoh, lanjut dia, juga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebanyak 0,90 meter kubik (m3) per detik. Ini juga berpotensi pula menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1,22 megawatt.
“Bendungan ini pun disiapkan untuk mereduksi banjir Krueng Rukoh sebesar 89,62 persen. Kemudian diharapkan bisa menjadi destinasi wisata, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi lokal,” tutur Ermy.
Dalam pembangunan proyek Rukoh, lanjut dia, tim Waskita menerapkan inovasi berupa penggunaan metode Multichannel Analysis Surface Wave (MASW). Menurutnya, cara ini dapat digunakan pada seluruh pekerjaan konstruksi yang membutuhkan penyelidikan geologi lebih lanjut secara cepat.
Dijelaskan, implementasi MASW bisa mengefisiensi biaya dan waktu, serta menjaga mutu sesuai standar. Bahkan, risiko dan bahaya dalam pengerjaan proyek bisa lebih ringan dengan menggunakan metode ini.