Menurut catatan Commerzbank, pasar komoditas tengah mencermati pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS, dengan beberapa kebijakan awalnya diperkirakan sudah diperhitungkan.
Langkah seperti pencabutan moratorium ekspor gas alam cair dan larangan pengeboran di lahan federal diperkirakan tak berdampak besar dalam jangka pendek. Fokus utama pasar minyak adalah sikap Trump terhadap sanksi terhadap Rusia dan Iran.
Sanksi terbaru terhadap Rusia telah mendorong kenaikan harga minyak Brent, sementara China dan India mencari pemasok alternatif. Sanksi terhadap armada bayangan Iran yang diterapkan pada Desember 2024 juga mengancam ekspor 500.000 barel per hari.
Jika Trump memperketat sanksi Iran, harga minyak berpotensi melonjak lebih tinggi. Namun, Commerzbank memprediksi Trump akan menggunakan sanksi tersebut sebagai alat negosiasi dengan Rusia untuk menghindari lonjakan harga minyak.
"Pesan jelas dari calon Menteri Keuangan Trump, Scott Bessent, pekan ini—bahwa ia siap menggunakan sanksi secara agresif terhadap sektor minyak Rusia untuk membawa Rusia ke meja perundingan—menunjukkan bahwa kebijakan AS tidak akan berubah dalam waktu dekat," kata analis Capital Economics, Kieran Tompkins.