Meski demikian, secara tahunan, kontrak berjangka WTI diperkirakan turun 1 persen, sementara Brent diproyeksikan melemah hingga 4 persen.
Sinyal ekonomi yang semakin pesimistis dari China memperkuat kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar dari importir minyak mentah terbesar dunia itu akan melambat.
Di sisi lain, peningkatan pasokan dari Kanada, AS, dan Brasil dapat mengimbangi pemangkasan produksi berkepanjangan oleh anggota OPEC+.
Namun, ketidakpastian tetap ada karena presiden terpilih AS, Donald Trump, diperkirakan mendukung produksi domestik sambil memperketat sanksi terhadap ekspor energi Iran.
“Pasar memang mendapatkan dukungan dari neraca minyak mentah AS yang masih menunjukkan defisit pasokan kecil serta rendahnya stok di Cushing,” ujar konsultan energi Ritterbusch Ritterbusch dalam catatannya.