IDXChannel - Prospek kinerja bisnis baja dan besi pada 2023 masih berpotensi tumbuh positif. Hal itu seiring kenaikan permintaan besi dan baja dalam negeri yang masih tinggi.
Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani, kenaikan permintaan besi dan baja dipicu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian pulih.
Adapun Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan konsumsi baja nasional tumbuh hingga 6% menjadi 17,3 juta ton tahun ini.
Apalagi, RI bakal mewujudkan banyak proyek infrastruktur, salah satunya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Proyek ibu kota baru tersebut diproyeksikan membutuhkan baja sebesar 9,3 juta MT pada tahap 1 dan 2," ujar dia melalui keterangan tertulis, Jumat (20/1/2023).
Kemudian proyek kendaraan listrik yang saat ini salah satu fokus pemerintah. Selanjutnya pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara.
Kemudian, pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya.
"Kebijakan pemerintah Indonesia terkait Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) 10,5%-12,5% terhadap baja impor turut berdampak terhadap kenaikan konsumsi baja dalam negeri di masa mendatang," tuturnya.
Sementara itu, tantangan untuk industri besi baja berasal dari penurunan permintaan global seiring dengan dampak perlambatan ekonomi global yang telah diprediksi sejak awal 2023.
Melihat outlook tersebut, Chisty berbagi pilihan saham emiten besi dan baja yang bisa dicermati:
Krakatau Steel (KRAS)
Chisty menilai secara jangka pendek KRAS berpeluang mengalami penguatan karena indikator momentum MACD bar histogram sudah bergerak pada area positif, sehingga KRAS berpeluang tumbuh menuju resistance terdekat pada level 312.
Selain dari potensi penguatan secara teknikal, kinerja KRAS sepanjang kuartal III-2022 juga mampu mencatat peningkatan laba bersih yang tumbuh 134% year on year (yoy) mencapai USD80,3 juta.
Perolehan laba bersih tersebut didorong peningkatan pendapatan yang tumbuh 14,5% (yoy) mencapai USD1,8 miliar.
Peningkatan EBITDA KRAS mencapai 98% (yoy) senilai USD116 juta. Saat ini KRAS memiliki fundamental yang cukup solid dan berpeluang terus mencatat pertumbuhan kinerja seiring dengan kenaikan permintaan besi baja dalam negeri.