Dia menilai, penurunan suku bunga dapat memperkuat aktivitas pinjaman dan belanja, yang pada akhirnya mendorong pemulihan ekonomi.
“Sehingga bisnis dapat semakin bertumbuh, pasar tenaga kerja dapat membaik, alhasil ekonomi dapat tumbuh lebih baik lagi,” tutur dia.
Pemangkasan suku bunga juga diharapkan dapat menjadi stimulus untuk mengangkat kembali aktivitas ekonomi.
Namun demikian, Arfian mengingatkan tekanan global tetap harus diwaspadai. Dia menyebut bahwa ruang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed kini semakin terbatas setelah rilis data inflasi PCE bulan Mei yang mengalami kenaikan.
Hal ini berpotensi menyebabkan dolar AS kembali menguat, yang bisa menekan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.