“Pejabat bank sentral kini lebih menitikberatkan pada kekhawatiran terhadap pertumbuhan,” ujar Deputi Kepala Ekonom Pasar Berkembang Capital Economics, Jason Tuvey, dikutip Reuters.
Tuvey menambahkan, “Data dengan eksposur rendah menunjukkan perekonomian kehilangan momentum. Penjualan kendaraan turun dalam beberapa bulan terakhir, kepercayaan konsumen melemah, dan pertumbuhan ekspor melambat.”
Kekhawatiran atas pertumbuhan, kata Tuvey, ditambah apresiasi rupiah belakangan ini, membuat pihaknya memperkirakan BI akan memangkas suku bunga 25 basis poin.
Perkiraan median menunjukkan suku bunga acuan akan berakhir di level 4,25 persen pada akhir tahun ini dan bertahan di level tersebut hingga 2026.
“Kami memperkirakan toleransi terhadap pelemahan rupiah akan sedikit lebih longgar untuk memberi ruang pelonggaran moneter lanjutan. Meskipun suku bunga riil antarbank sudah turun, masih ada ruang untuk pemangkasan lebih lanjut,” ujar Ekonom Oxford Economics Adam Ahmad Samdin, dilansir dari Reuters.