Jika hanya mengandalkan ekosistem berdasarkan grup sendiri atau satu afiliasi, bank digital menghadapi dua tantangan: pertama, risiko terkonsentrasi di satu titik.
Jika ekosistem grup yang menjadi andalannya itu bermasalah, bank juga terkena imbasnya. Kedua, bank tidak terpacu untuk meningkatkan kapasitasnya karena terlalu nyaman dengan grup sendiri.
Situasi ini membahayakan karena salah satu kunci keberhasilan bank digital adalah kemampuan menciptakan inovasi baru dan cepat beradaptasi dengan perubahan.
“Bank digital yang saat ini terlalu mengandalkan atau di back up penuh oleh ekosistem grup sendiri memang terlihat unggul, tapi itu akan ada batasnya. Ketika mereka sadar perlu ekspansi keluar ekosistem, mereka justru mendapati dirinya sudah tertinggal oleh kompetitor yang justru agresif membangun kolaborasi dengan banyak ekosistem,” ungkap Tirta.
Jika diibaratkan, bank digital yang hanya mengandalkan ekosistem itu sendiri seperti pohon jati hasil budidaya. Berbeda dengan bank digital yang berani ambil risiko ke luar dari ekosistemnya. Yang terakhir ini seperti pohon jati yang tumbuh di hutan. Mereka lebih kuat, lebih kekar dan lebih mengakar.