Untuk bank digital yang berani ekspansi membangun ekosistem di luar dirinya sendiri akan menghadapi satu tantangan, yakni manajemen risiko. Bisa saja kolaborasinya itu gagal atau tidak berkembang sesuai harapan.
“Ada risiko peningkatan NPL, risiko pasar dan risiko hukum jika ternyata integrasinya gagal. Tapi, jika berbagai risiko itu bisa dikendalikan dan dimitigasi, mereka akan menikmati pertumbuhan bisnis luar biasa. Mereka yang mau memperluas ekosistem dan mendiversifikasi risiko memiliki peluang lebih besar untuk sukses,” papar Tirta.
Menurut Tirta, sejauh ini Bank Jago terlihat lebih menonjol dalam hal kolaborasi dengan banyak partner dari berbagai jenis layanan. Apa yang sudah dilakukan Bank Jago tidak hanya tertanam di dalam ekosistem GOTO, juga di ekosistem lain seperti Stockbit dan Bibit.
“Belum lagi rencana kolaborasi dengan BFI Finance (BFIN) dan Carsome. Ini akan menjadi pintu masuk Jago ke pembiayaan otomotif dan konsumen,” jelas Tirta.
Nomura Sekuritas, institusi paling awal memberikan coverage pada Bank Jago juga menyebutkan, salah satu pilar bagi kesuksesan Bank Jago adalah kerja sama dengan partner yang beragam. Laporan riset yang dipublikasikan terbatas pada 1 Maret 2022 itu menyebut, kemitraan dengan Gojek, HomeCredit, KreditPintar bakal memberikan akses pembiayaan yang luas kepada nasabah maupun basis merchant di dalam ekosistem.