Patut dicermati, bahwa penurunan capex di tahun ini disebabkan pada tiga tahun sebelumnya, perseroan sudah menganggarkan capex yang cukup besar dalam menyelesaikan pabrik smelter dan membangun kapasitas produksi mixed hydroxide precipitate (MHP).
Secara keseluruhan, Felix menilai positif perkembangan usaha NCKL yang solid. Ini ditopang oleh ekspansi perseroan untuk hiliriasi nikel menjadi bahan baterai kendaraan listrik, memiliki tambang dengan cadangan nikel yang besar, serta lokasi kegiatan Perseroan yang terintegrasi.
Namun menurutnya, patut dicermati risiko fluktuasi harga nikel dan energi dapat mempengaruhi ASP dan cash cost Perseroan.
"Kami menginisiasi BUY untuk NCKL dengan target harga Rp1.300 (Implied EV/EBITDA 9,98x di 2024) dengan valuasi -1x std deviasi EV/EBITDA," tutup Felix.
(FAY)