“Naik,” kata analis senior Barchart.com, Darin Newsom. “Tidak ada yang berubah. Kita menghadapi akhir pekan penuh ketidakpastian. Emas mungkin mendapat tekanan jual jangka pendek, tapi tetap ditopang oleh minat beli jangka panjang, apa pun harganya.”
Namun, analis lain melihat potensi koreksi lebih lanjut. “Penurunan bisa berlanjut hingga minggu depan, atau lebih,” ujar Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day. “Gencatan senjata antara Israel dan Iran, janji perjanjian dagang baru, dan sikap keras Ketua The Fed Jerome Powell—semuanya menekan harga emas.”
“Naik,” ujar analis pasar senior di Forex.com, James Stanley. “Saya rasa kita melihat window dressing menjelang akhir kuartal. Secara fundamental, argumen bullish emas belum berubah, terutama setelah beberapa anggota The Fed, termasuk Powell, terdengar lebih dovish dan membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga di paruh kedua tahun ini.”
Dari 17 analis yang ikut serta dalam survei Kitco News, enam analis (35 persen) memperkirakan harga emas naik dalam sepekan ke depan. Sementara itu, sembilan analis (53 persen) memprediksi penurunan, dan dua analis (12 persen) melihat harga akan bergerak mendatar.
Sementara itu, jajak pendapat daring Kitco yang melibatkan 233 partisipan menunjukkan pandangan ritel masih sedikit optimistis. Sebanyak 119 responden (51 persen) memprediksi harga emas naik pekan ini, 63 orang (27 persen) memperkirakan penurunan, dan 49 orang (21 persen) memproyeksikan harga bergerak sideways.