sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Proyeksi Harga Minyak Dunia, Pasar Masih Uji Pola Konsolidasi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
14/07/2025 07:17 WIB
Harga minyak mentah WTI naik 2,8 persen dan ditutup di level USD68,40 per barel pada Jumat (11/7/2025) pekan lalu.
Proyeksi Harga Minyak Dunia, Pasar Masih Uji Pola Konsolidasi. (Foto: Freepik)
Proyeksi Harga Minyak Dunia, Pasar Masih Uji Pola Konsolidasi. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah WTI naik 2,8 persen dan ditutup di level USD68,40 per barel pada Jumat (11/7/2025) pekan lalu, bangkit dari penurunan 2,5 persen sehari sebelumnya dan mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 0,6 persen.

Sementara itu, minyak Brent melonjak 2,5 persen ke USD70,40 per barel, juga pulih dari pelemahan 2,2 persen dan membukukan kenaikan mingguan 1,6 persen. Keduanya menguat seiring pelaku pasar menimbang ketatnya pasokan jangka pendek dibanding kekhawatiran surplus dalam jangka panjang.

Meskipun Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan potensi surplus pada akhir tahun ini, tingginya permintaan perjalanan musim panas serta operasional kilang yang tetap tinggi turut menopang harga saat ini.

Mengutip Trading Economics, sentimen jangka pendek juga didorong oleh janji Rusia untuk mengimbangi kelebihan produksi dan ekspektasi pengiriman minyak Arab Saudi ke China dalam jumlah rekor pada Agustus mendatang.

Namun, revisi naik terhadap pertumbuhan pasokan dan penurunan proyeksi permintaan dari IEA mengindikasikan keseimbangan pasar yang lebih longgar ke depannya.

Ketidakpastian permintaan jangka panjang juga disoroti oleh OPEC yang memangkas proyeksi permintaan global untuk periode 2026–2029 akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Di sisi lain, risiko geopolitik tetap menjadi perhatian pasar, terutama menjelang kemungkinan sanksi baru dari AS terhadap Rusia di tengah memanasnya ketegangan terkait Ukraina.

Menurut analis FX Empire, Christopher Lewis, pasar minyak WTI menunjukkan reli yang cukup kuat pada awal perdagangan Jumat. Pergerakan harga masih bergejolak di antara indikator rata-rata pergerakan 50 hari (EMA 50) dan 200 hari (EMA 200).

Secara umum, pelemahan jangka pendek dinilai sebagai peluang beli, terutama jika harga mendekati level USD65 yang sebelumnya menjadi area resistance penting dan kini berpotensi menjadi area support karena adanya ‘memori pasar’.

Dengan demikian, USD65 dapat dianggap sebagai ‘lantai’ harga. Tantangan berikutnya adalah apakah harga mampu menembus EMA 200 dan melewati level USD69, yang menjadi sinyal bagi pelaku pasar untuk lebih percaya diri mengambil posisi beli agresif. Untuk saat ini, pullback jangka pendek dinilai masih menjadi kesempatan akumulasi.

Pasar minyak Brent menunjukkan pola yang serupa. Lewis menyebutkan bahwa pelaku pasar akan mencoba mendorong harga kembali ke wilayah USD71, dan selanjutnya menuju EMA 200 yang berada di kisaran USD71,50. Jika harga mampu menembus level ini, maka potensi untuk naik lebih lanjut ke USD80 pun terbuka.

Saat ini, kata Lewis, belum ada area support yang benar-benar kuat, namun kisaran USD67 diperkirakan menjadi area penahan. Selama harga tetap di atas level ini, pasar berpotensi kembali menguat. Musim panas biasanya menjadi periode yang positif bagi pasar minyak, sehingga strategi "buy on the dip" atau beli saat harga melemah dinilai relevan untuk saat ini. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement