PPRO juga akan menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan konsumen, salah satunya dengan berupaya menyediakan apartemen yang sudah dilengkapi peralatan rumah atau full furnished.
Meski demikian, PPRO tidak terlalu agresif dan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengembangannya, dengan selektif terhadap obyek yang memiliki market potensial besar. Sebab, industri properti masih sangat terpengaruh oleh kondisi global seperti covid-19, kenaikan suku bunga, serta insentif yang diberikan pemerintah.
Di sisi lain PPRO juga terus melakukan review & remodelling terhadap obyek yang belum terserap market dengan baik. Atas obyek tersebut, PPRO menunggu momentum yang tepat saat kebangkitan industri properti di titik sudah terlihat bangkit.
Fokus pengembangan PPRO ke depan adalah pengembangan landed house, student apartment, pengembangan kawasan Transyogi Cibubur, dan pengembangan yang mengutamakan kerjasama.
"Saat ini, aktivitas pembelajaraan di kampus sudah mulai offline dan terjadi peningkatan permintaan di area tersebut, dan kami akan memenuhi kebutuhan permintaan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan serapan market, di mana market membutuhkan apartemen yang sudah full furnished," jelas Deni.
Hingga September 2022, diperkirakan PPRO dapat membukukan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp700 miliar.
“Jumlah tersebut telah mencapai 58% dari target marketing sales perusahaan sepanjang tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,2 triliun," lanjut Deni. (NIA)