sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Puncak Gunung Es Skandal Indofarma (INAF): Temuan Fraud BPK, Saham hingga Keuangan Jeblok

Market news editor Maulina Ulfa
05/06/2024 15:11 WIB
Indikasi kerugian negara di BUMN farmasi ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada PT Indofarma Tbk (INAF).
Puncak Gunung Es Skandal Indofarma (INAF): Temuan Fraud BPK, Saham hingga Keuangan Jeblok. (Foto: Indofarma)
Puncak Gunung Es Skandal Indofarma (INAF): Temuan Fraud BPK, Saham hingga Keuangan Jeblok. (Foto: Indofarma)

IDXChannel - Indikasi kerugian negara di BUMN farmasi ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada PT Indofarma Tbk (INAF). Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPR, di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

INAF dan anak perusahaanya PT Indofarma Global Medika disebut BPK terlibat dalam sejumlah aktivitas berindikasi kecurangan (fraud), sehingga berpotensi membuat negara rugi ratusan miliar.

Menurut catatan BPK, potensi kerugian Rp146,57 miliar dari pengadaan alat kesehatan (alkes) yang dilakukan PT Indofarma Tbk (INAF) dan anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM).

Selain INAF, ada juga indikasi kerugian negara pada BUMN lainnya, yakni PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo, PT Pupuk Kalimantan Timur.

Rentetan Masalah INAF, Saham hingga Keuangan Minus

Serangkaian indikasi fraud yang dilakukan INAF membuat emiten pelat merah ini terus mendapat sorotan publik.

Saham INAF juga diketahui telah masuk papan pemantauan khusus sejak Agustus 2023. Ini karena perseroan mencatatkan ekuitas negatif pada kinerja keuangan kuartal II-2023.

BEI juga memberikan notasi khusus 'E' terhadap perusahaan BUMN farmasi itu sebagai penanda bagi investor sebelum mengambil keputusan investasi. Kebijakan ini efektif pada Jumat 4 Agustus 2023 lalu.

Perseroan juga dilaporkan belum membayar gaji karyawannya untuk periode Maret 2024. Ini dikarenakan perusahaan belum mempunyai kecukupan dana operasional untuk memenuhi kewajiban pembayaran gaji karyawan.

Saham INAF juga sudah ambles 65,86 persen sepanjang tahun ini (year to date/YTD). Saham INAF kini berharga Rp198 per saham.

Padahal, di awal 2021, saham INAF sempat di harga Rp6.900-an per saham. Tepatnya di harga Rp6.975 per saham pada penutupan perdagangan 12 Januari 2021.

Sejak saat itu, saham INAF terus merosot hingga saat ini. Jika dilihat penurunannya, saham INAF sudah terjun bebas 97,16 persen dari level Rp6.975 ke level saat ini. (Lihat grafik di bawah ini.)

Jika dirunut, saham farmasi termasuk INAF, meroket di era 2020-2021 sempat terbang tinggi bersama dengan sejumlah emiten farmasi lain seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan lainnya karena sentimen vaksin Covid-19 yang kala itu baru masuk ke Indonesia.

Namun, sentimen itu tidak tercermin dalam kinerja keuangan perseroan. Artinya, kenaikan saham yang jor-joran pada periode tersebut merupakan spekulasi investor belaka tanpa berkaca pada fundamental perusahaan.

Sejak 2021, INAF telah mencatatkan rugi bersih tahun berjalan yang signifikan. Di tahun tersebut, rugi bersih mencapai Rp37,57 miliar.

Di tahun berikutnya, perseroan mencatatkan rugi bersih mencapai Rp428,46 miliar. Hingga pada laporan keuangan terakhir di bulan Juni 2023, rugi bersih INAF tercatat Rp120,35 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)

Alarm Genting BUMN Farmasi

Dalam laporan terbaru BPK, fraud yang dilakukan INAF ditelusuri dari pemeriksaan atas pendapatan, biaya, dan investasi BUMN dan badan lainnya.

Dalam investigasinya, BPK menemukan antara lain PT Indofarma Tbk dan PT IGM selaku anak perusahaan Indofarma melakukan pengadaan alat kesehatan tanpa studi kelayakan dan penjualan tanpa analisa kemampuan keuangan customer.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement