Menurutnya, aksi divestasi masih harus dipertimbangkan lantaran dua subholding perusahaan masih memberikan kontribusi positif di sisi pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA)
Kedua yang dimaksud yaitu Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur dengan kontribusi EBITDA sebesar USD47 juta. Lalu, Subholding Krakatau Baja Konstruksi senilai USD13 juta.
“Kita juga harus mempertahankan downstream itu bekerja. Supporting unit yang tadi teman-teman bisa melihat, bisa memberikan kontribusi EBITDA yang cukup besar,” paparnya.
Penyehatan keuangan perusahaan merupakan lanjutan dari restrukturisasi tahap satu atau periode 2018-2019. Pada saat itu KRAS melepas kepemilikan sahamnya di PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI) kepada PT Chandra Asri Tbk (TPIA).
“Pada waktu restrukturisasi tahap pertama tahun 2018-2019 sebagian besar sebenarnya sudah kita lakukan karena kita sudah mendivestasi salah satu anak perusahaan kita, KDL, waktu itu, kita divestasi investor baru,” ujar Tardi.
“Beberapa aset-aset non produktif berupa tanah juga sudah kita kapitalisasi untuk menurunkan beban utang yang cukup besar, hasilnya teman-teman bisa lihat hampir kuartal I (2023) kemarin kita bisa menurunkan utang secara signifikan,” sambungnya.
(FRI)