Di samping itu, pemeringkatan tersebut juga didasari oleh sejumlah faktor pendorong, seperti mobilitas pasien yang lebih baik perkiraan hingga kasus kesehatan yang lebih kompleks.
Meski menjadi pilihan utama, saham HEAL masih terkoreksi sepanjang tahun 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan sesi I, Selasa (8/5), saham HEAL terkoreksi hingga 13,87 persen secara year to date (YTD).
Selain HEAL, saham emiten RS lainnya yang terkoreksi di periode ini adalah MIKA. Tercatat, saham MIKA merosot hingga 18,81 persen sepanjang 2023.
Namun demikan, saham SILO justru melesat secara YTD. Data BEI pada periode yang sama mencatat, saham SILO melambung hingga 32,54 persen sepanjang 2023.
Kendati demikian, meski emiten RS mencatatkan kinerja yang solid dengan prospek industri yang menark di tahun ini, investor tetap perlu mewaspadai faktor risiko.
Samuel Sekuritas menyebutkan, faktor risiko yang menjadi pertimbangan di antara lain adalah perlambatan ekonomi dengan perkiraan inflasi pada 2023 sebesar 4 persen yang mendorong penurunan pendapatan per pasien lebih buruk dari prediksi.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.