Sementara kenaikan komoditas energi dinilai bakal membawa angin segar bagi emiten energi di bursa.
Dari sisi mancanegara, pemulihan ekonomi China yang tercermin dari PMI Manufakturnya dapat membawa kabar baik. Akselerasi ini sejakan dengan stimulus pemerintah China untuk meningkatkan daya beli.
Adapun bulan September bakal menjadi perhatian pasar, karena bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve bakal mengumumkan kebijakan suku bunga acuan pada pertemuan dewan (FOMC) pada 20-21 September mendatang. Ratih menilai The Fed bakal menunda kenaikan mengingat mulai mendinginnya pasar tenaga kerja.
"Suku bunga The Fed diperkirakan tetap pada level 5,25-5,50 persen," tutup Ratih.
(SAN)