WIKA mencatatkan NKB Rp6,19 triliun, anjlok 60 persen yoy, atau baru 36 persen dari target 2025 senilai Rp17 triliun. Kinerja ini sekaligus menegaskan tekanan yang masih dihadapi perseroan dalam restrukturisasi dan pembiayaan proyek.
PTPP mencatatkan NKB Rp16,88 triliun pada periode yang sama, turun 18,8 persen yoy, namun masih lebih baik dibanding WIKA dan ADHI. Capaian tersebut setara 59 persen dari target tahun ini sebesar Rp28,5 triliun.
TOTL dan ADHI Konservatif, WIKA Lebih Agresif
Beberapa emiten juga telah merilis panduan kinerja (guidance) untuk 2026. Di mana TOTL membidik NKB Rp5 triliun, flat dibanding target 2025 serta pendapatan Rp3,8 triliun (2 persen vs annualized hingga September).
ADHI menetapkan target NKB Rp23,8 triliun, atau turun 5-15 persen dari target 2025. WIKA justru menargetkan NKB minimum Rp20 triliun, meningkat setidaknya 18 persen dari target tahun ini. Sementara PTPP belum mengumumkan target 2026.
Berdasarkan rasio pencapaian NKB terhadap target 2025, Stockbit menempatkan performa emiten konstruksi dengan peringkat teratas TOTL disusul PTPP, ADHI dan WIKA