Ekonom PermataBank ini melihat resiliensi Rupiah nilainya sejauh ini cukup baik, tentunya bagaimana tadi keseimbangan eksternalnya diperkuat dengan penguatan current account balance.
"Kalau kita perhatikan bisa meningkatkan value chain-nya, artinya mendorong hilirisasi agar misalkan produksi baterai mobil listrik alumunium bisa dilakukan di dalam negeri sehingga meningkatkan current account balance nya," jelas Josua.
Adapun pelemahan Rupiah masih tergantung pada faktor eksternal yaitu kondisi global saat ini. Konflik Hamas-Israel yang semakin memanas juga meningkatkan tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Kondisi ini menyebabkan risiko higher-for-longer atau suku bunga tinggi lebih lama akan meningkat. Ruang kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral AS Federal Reserve masih akan terbuka di sisa tahun ini.