Penguatan indeks dolar AS (DXY) setelah rilis data tersebut menjadi faktor tambahan yang menekan nilai tukar rupiah. Meskipun begitu, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS dan negosiasi tarif yang sedang berlangsung juga menjadi perhatian pelaku pasar, terutama dalam kaitannya dengan arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) selanjutnya.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, tekanan terhadap dolar AS sempat muncul dari data penggajian ADP yang menunjukkan pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.
“Ini menandakan adanya kemerosotan besar di pasar tenaga kerja," ungkap Ibrahim pada Kamis (5/6/2025).
Ia juga menyoroti ketidakpastian mengenai arah kebijakan tarif di AS. “Terutama setelah presiden menggandakan tarif baja dan aluminiumnya menjadi 50 persen minggu ini,” ujarnya.
Ibrahim memproyeksikan dalam waktu dekat pasar masih mencermati data ekonomi AS serta perkembangan diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.