"Memang ada dua pernyataan bahwa suku bunga akan diturunkan 25 bps dan 50 bps bulan November, tetapi data pengangguran relatif lebih tinggi maka data tenaga kerja mengalami penurunan," kata dia.
Kemudian dari segi internal sendiri, lanjut Ibrahim, baik bank dunia, IMF, dan Bank Indonesia (BI) meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024-2025 berada di atas 5 persen.
"Indikasi ini melihat kondisi ekonomi Indonesia di Asia Tenggara yang relatif stabil apalagi data pertumbuhan ekonomi yang bagus walaupun terjadi deflasi lima bulan berturut-turut, namun ekonomi Indonesia kemungkinan besar masih akan stabil di 5-5,1 persen," ujar dia.
"Ini yang membuat pelaku pasar, investor masuk ke pasar dalam negeri sehingga internal ini yang membuat harga mata uang Rupiah mengalami penguatan," kata Ibrahim.
Di sisi lain, perang Timur Tengah tidak serta merta mempengaruhi laju penguatan Rupiah karena fundamental ekonomi bagus dan data ekonomi AS cukup stabil.
(Dhera Arizona)