Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan ia memperkirakan tarif akan mendorong inflasi lebih tinggi pada musim panas ini, yang kemungkinan akan membuat bank sentral menunda kebijakan moneternya hingga akhir tahun.
Selain itu, ekonomi China tumbuh 5,2 persen year-on-year pada kuartal kedua 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 5,1 persen, didukung oleh ekspor yang tangguh dan stimulus pemerintah.
Pertumbuhan yang kuat ini mencerminkan dampak terbatas dari perang dagang AS, karena tarif yang tinggi hanya berlaku.
Dari sentimen dalam negeri, kebijakan tarif 32 persen oleh presiden AS Donald Trump untuk produk impor dari Indonesia bakal memberikan goncangan besar bagi industri yang berorientasi ekspor, salah satunya industri furnitur.
Kebijakan Trump tersebut berpotensi akan menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).