Para pedagang akan menunggu untuk melihat apakah hal ini akan terjadi di antara semua pejabat The Fed, terutama karena inflasi yang masih stabil.
Sejumlah pejabat Fed memperingatkan minggu ini bahwa bank sentral memerlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi akan turun, sebelum dapat mulai memangkas suku bunga. Komentar mereka mendukung greenback dan menekan sebagian besar aset berisiko tinggi dan tidak memberikan imbal hasil.
Selain itu, ekspor Jepang tumbuh kurang dari perkiraan pada bulan April karena permintaan di pasar-pasar utama, khususnya Tiongkok, masih lemah, sementara impor juga mengecewakan karena permintaan lokal masih lemah. Hal ini menyebabkan negara tersebut mencatat defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan pada bulan tersebut.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 21-22 Mei 2024. Alasan mempertahankan suku bunga acuan pada RDG bulan ini.
Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.