Ibrahim menyebut sentimen dari AS, khususnya keraguan pasar atas rencana Federal Reserve untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, memberikan penguatan pada dolar AS.
"Keraguan atas rencana Federal Reserve untuk memangkas suku bunga lebih lanjut juga membebani emas, karena dolar menemukan pijakannya di perdagangan Asia," kata Ibrahim dalam risetnya Kamis (13/11/2025).
Fokus pasar juga tertuju pada perkembangan politik di AS, termasuk pemeriksaan Mahkamah Agung atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump, dan proses pemungutan suara di DPR AS untuk mengakhiri shutdown pemerintah.
“Berakhirnya penutupan pemerintah akan membuka pintu bagi lebih banyak rilis data ekonomi resmi, yang pada gilirannya dapat membantu meredakan ketidakpastian atas perekonomian,” kata Ibrahim.
Namun, berakhirnya ketidakpastian ini justru diprediksi dapat melemahkan rupiah ke depan, seiring dengan penguatan fundamental ekonomi AS yang akan terungkap.