sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.708 per Dolar AS

Market news editor Anggie Ariesta
04/11/2025 16:04 WIB
Rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (4/11/2025), turun 32 poin atau sekitar 0,19 persen ke level Rp16.708 per dolar AS.
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.708 per Dolar AS. (Foto: Inews Media Group)
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.708 per Dolar AS. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (4/11/2025), turun 32 poin atau sekitar 0,19 persen ke level Rp16.708 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen pelemahan rupiah yaitu pernyataan Jerome Powell yang mengisyaratkan bahwa bank sentral belum berkomitmen untuk pelonggaran lebih lanjut pada pekan lalu, dengan mengatakan bahwa langkah pada Desember "bukanlah sesuatu yang pasti."

“Pasar sejak itu telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Menambah ketidakpastian, beberapa pejabat The Fed pada Senin menyuarakan pandangan yang berbeda tentang perekonomian,” tulis Ibrahim dalam risetnya.

Beberapa pembuat kebijakan menekankan perlunya kewaspadaan terhadap inflasi, sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda perlambatan momentum pasar tenaga kerja. Perpecahan pendapat ini memperkuat keraguan tentang seberapa cepat The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga, yang akan menjaga dolar tetap kuat.

Selain itu, penutupan pemerintah AS masih berlangsung dan memasuki hari ke-33 tanpa ada tanda-tanda perbaikan, dan diperkirakan akan melampaui rekor sebelumnya selama tiga puluh lima hari jika kebuntuan ini berlanjut.

Kemudian, ketegangan ekspor teknologi AS-China menjadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin bahwa chip Blackwell tercanggih Nvidia akan dicadangkan untuk penggunaan domestik. Trump mengatakan dalam wawancara "60 Minutes" bahwa chip AI Blackwell akan "tetap berada di AS" dan tidak akan dijual ke China.

Menggarisbawahi kegigihan kontrol ekspor teknologi bahkan setelah gencatan senjata perdagangan sementara dicapai minggu lalu. Komentar tersebut membuat pelaku pasar kembali was-was, memicu kekhawatiran baru atas gangguan rantai pasokan dan pertumbuhan sektor teknologi China.

Dari sentimen domestik, BPS melaporkan bahwa tingkat inflasi Oktober 2025 mencapai 0,28 persen secara bulanan (month to month/MtM), naik dari posisi September 2025 yang senilai 0,21 persen.

Secara tahunan Indonesia mencatatkan inflasi 2,86 persen (YoY) per Oktober 2025, naik dari September 2025 dengan inflasi 2,65 persen (YoY). Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 2,10 persen.

Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar atau faktor penyebab inflasi Oktober 2025 yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,05 persen, dengan andil inflasi 0,21 persen. Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini yaitu emas perhiasan dengan andil inflasi 0,21 persen.

Adapun, komoditas makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasi 0,28 persen dan memberikan andil inflasi 0,28 persen. Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini yaitu cabai merah, dengan andil inflasi 0,60 persen, telur ayam ras juga berkontribusi inflasi 0,04 persen, lalu terdapat daging ayam ras dengan andil inflasi 0,02 persen.

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 pada Rabu (5/11/2025) esok. Konsensus ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal III-2025. Angka itu sejalan dengan perkiraan pemerintah yang juga berada di kisaran 5 persen.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.700 - Rp16.750 per dolar AS.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement