sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Kembali Menguat, Sentuh Rp16.164 per Dolar AS

Market news editor Anggie Ariesta
06/08/2024 15:57 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 24,5 poin atau 0,15 persen ke level Rp16.164,5.
Rupiah Hari Ini Kembali Menguat, Sentuh Rp16.164 per Dolar AS. (Foto: MNC Media)
Rupiah Hari Ini Kembali Menguat, Sentuh Rp16.164 per Dolar AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 24,5 poin atau 0,15 persen ke level Rp16.164,5. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.206 per dolar AS.

Pada perdagangan kemarin, rupiah juga ditutup menguat 11 poin atau 0,07 persen ke level Rp16.189.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS melemah dipengaruhi data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan. Laporan tersebut terbit bersama dengan laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar, juga dari kondisi di China.   

“Meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi Tiongkok, telah memicu aksi jual global pada saham, minyak, dan mata uang berimbal hasil tinggi dalam seminggu terakhir karena investor mencari keamanan uang tunai,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (6/8/2024).

Aksi jual berlanjut pada hari Senin, dengan imbal hasil Treasury AS turun lebih jauh, indeks saham di zona merah, dan dolar melemah. 

Imbal hasil Treasury telah turun tajam sejak minggu lalu, ketika Fed mempertahankan suku bunga kebijakan dalam kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen saat Ketua Fed Jerome Powell membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September. 

Namun pada Jumat lalu, setelah data menunjukkan tingkat pengangguran melonjak, ekspektasi untuk penurunan suku bunga meningkat. 

Lonjakan yen Jepang terjadi karena para pedagang secara agresif menghentikan perdagangan carry. Apa yang disebut perdagangan carry, di mana investor meminjam uang dari negara-negara dengan suku bunga rendah seperti Jepang atau Swiss untuk mendanai investasi dalam aset-aset berimbal hasil lebih tinggi di tempat lain, telah populer dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Senin lalu, kontrak berjangka dana Fed mencerminkan para pedagang yang memperkirakan peluang hampir 100 persen dari pemotongan 50 basis poin pada pertemuan bank sentral bulan September, menurut CME FedWatch. 

Fokus minggu ini yaitu pada lebih banyak pembacaan ekonomi dari China, khususnya data perdagangan dan inflasi yang akan dirilis akhir minggu ini.

Dari sentimen domestik, Pemerintah bakal menggenjot konsumsi pemerintah di kuartal III dan IV 2024 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di akhir tahun. Hal ini mengingat, konsumsi pemerintah di kuartal II 2024 yang melambat. Karena pemerintah ingin menggerakan sektor di luar pemerintahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.  

Adapun, di kuartal II 2024 konsumsi pemerintah tumbuh 1,42 persen, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 7,31 persen. Sedangkan, kuartal I 2024, konsumsi pemerintah tumbuh 24,29 persen, dengan kontribusi sebesar 1,43 persen. 

Meski demikian, untuk kuartal III dan kuartal IV 2024 pemerintah akan melihat faktor apa lagi yang bisa didorong. Namun, utamanya belanja pemerintah yang akan didorong terlebih dahulu. Sehingga belanja pemerintah akan bisa digenjot di kuartal III ini.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.110-Rp16.180 per dolar AS.

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement