IDXChannel - Nilai mata uang tukar rupiah hari ini lesu terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat pagi (21/1/2022).
Berdasarkan pantauan di pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:03 WIB, rupiah turun -10 poin atau -0,07% di harga Rp14.350 per 1 dolar AS.
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik terpantau bergerak variatif atas Dolar menyambut akhir pekan, seperti Yuan China tertekan -0,04% di 6,3438, Yen Jepang unggul 0,20% di 113,86, dan Baht Thailand turun -0,24% di 32,990. Dolar Hong Kong melemah -0,03% di 7,7884, dan Dolar Australia tertekan -0,34% di 0,7200.
Adapun Won Korea Selatan koreksi -0,02% di 1.192,77, Ringgit Malaysia anjlok -0,13% di 4,1925, dan Dolar Singapura menguat 0,04% di 1,3466. Peso Filipina koreksi -0,08% di 51,450, dan Dolar Taiwan melemah -0,17% di 27,671.
Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang pagi ini unggul tipis 0,01% menjadi 95,73. Namun, dolar masih lesu menahan laju penguatan yen di tengah kekhawatiran inflasi dan pengetatan kebijakan Federal Reserve yang agresif.
Penguatan dolar pagi ini masih cenderung stabil sejalan dengan reli yield / imbal hasil di pasar obligasi AS. Yields obligasi untuk jangka dua tahun telah naik di atas 1%, mencetak rekor barunya sejak Februari 2020.
Banyak analis memperkirakan dolar akan naik lebih jauh karena pengetatan Fed. "Perbandingan langsung antara indeks dolar vs yield obligasi menunjukkan bahwa USD belum sepenuhnya dihargai," tulis analis Westpac kepada Reuters, Jumat (21/1/2022).
Investor obligasi mengharapkan Federal Reserve dapat mulai menaikkan suku bunga segera setelah Maret, meskipun indeks dolar masih negatif -0,52% sepanjang tahun ini.
Fed akan memulai pertemuan komite (FOMC) pada Selasa depan (25/1), yang akan menjadi perhatian para pelaku pasar terkait garis waktu dimulainya pengetatan.
"Dolar bisa menguat minggu depan hingga 96,938," tukasnya.
(SANDY)