Jika dirincikan, transaksi berjalan pada kuartal keempat 2024 mencatatkan défisit sebesar USD1,3 miliar, sedikit meningkat dibandingkan dengan defisit USD1,0 miliar.
Di satu sisi, surplus neraca perdagangan barang meningkat, yang didukung oleh kenaikan ekspor barang sejalan dengan perbaikan permintaan global dan harga komoditas.
Neraca jasa dan neraca pendapatan primer mencatatkan defisit yang lebih tinggi, sejalan dengan peningkatan aktivitas domestik dan pola pembayaran bunga pada periode laporan.
Dengan demikian, untuk perdagangan pekan depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkankemungkinan masih melanjutkan pelemahan di rentang Rp15.560 - Rp15.650 per USD. (NIA)