Dolar Singapura anjlok -0,03 persen di 1,3685, dan Dolar Taiwan unggul tipis 0,01 persen di 27.795. Sedangkan yang juga mengalami penguatan yakni Yuan China naik 0,06 persen di 6,3881 dan Dolar Hong Kong 0,02 persen di 7,7967.
Meskipun terkoreksi pagi ini, Dolar AS masih berada di level tertingginya terhadap sejumlah mata uang lainnya setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dipilih kembali untuk masa jabatan kedua. Hal ini memperkuat asumsi pada suku bunga AS yang lebih tinggi.
Pengamat Rupiah Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini investor masih mencermati langkah Federal Reserve terkait kabar pengetatan kebijakan moneter.
"Investor mengharapkan Pemimpin Federal Reserve AS yang baru dinominasikan Jerome Powell akan mempercepat pengetatan moneter, termasuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga, untuk mengekang inflasi yang terus meningkat," katanya melalui riset, Rabu (24/11).
Sampai saat ini, pasar mata uang sebagian besar didorong oleh persepsi di mana bank sentral global dimungkinkan bakal mengurangi stimulus untuk masa pandemi dan mulai menaikkan suku bunga.