Sentimen dari dalam negeri, usai tensi geopolitik di Timur Tengah memanas antara Israel dan Iran serta keterlibatan pihak ketiga yaitu AS, maka gejolak ekonomi global kembali menunjukkan taringnya.
Kenaikan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS menandai kekhawatiran pasar atas ketidakseimbangan fiskal negeri adidaya tersebut.
"Indonesia tengah berada dalam pusaran ketidakpastian global yang kompleks. Pergeseran struktural ekonomi dunia menuntut ketahanan domestik yang kuat, respons kebijakan yang adaptif, dan koordinasi yang solid antara lembaga fiskal, moneter, dan sektor riil," kata Ibrahim.
Indonesia tak bisa mengendalikan arah angin global, tapi Indonesia bisa memperkuat layar ekonomi nasional agar tetap melaju ke tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Indonesia tidak bisa memandang gejolak ini dari kejauhan.