Namun, pelemahan pasar tenaga kerja AS, dengan klaim pengangguran mingguan yang naik ke level tertinggi, memperkuat keyakinan pasar akan adanya pelonggaran kebijakan moneter.
"Pasar semakin yakin akan pelonggaran kebijakan yang akan segera terjadi setelah data harga produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi besar-besaran terhadap angka ketenagakerjaan resmi memperkuat tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin," papar Ibrahim, dikutip Minggu (14/9/2025).
Dari sisi internal, penguatan rupiah idorong oleh langkah pemerintah yang menggelontorkan dana simpanan sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke enam bank milik negara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BSI, dan BSN.
Ibrahim juga menyoroti langkah BI menerbitkan instrumen utang seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang sempat mendorong perbankan menaruh dananya pada instrumen tersebut. Ini berdampak pada lambatnya penyaluran kredit ke sektor riil.
Untuk perdagangan Senin (15/9/2025) awal pekan depan, Ibrahim memproyeksikan rupiah bergerak fluktuatif di rentang Rp16.320-Rp16.380.
(DESI ANGRIANI)