sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Tertekan ke Rp16.239 per USD usai Trump Kirim Surat Tarif Impor

Market news editor Anggie Ariesta
07/07/2025 15:44 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (7/7/2025). Rupiah turun 54 poin atau sekitar 0,34 persen.
Rupiah Tertekan ke Rp16.239 per USD usai Trump Kirim Surat Tarif Impor. (Foto iNews Media Group)
Rupiah Tertekan ke Rp16.239 per USD usai Trump Kirim Surat Tarif Impor. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (7/7/2025). Rupiah turun 54 poin atau sekitar 0,34 persen ke level Rp16.239 per USD.

Menurut Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi, hal ini dipengaruhi oleh Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan mulai mengirim surat ke negara-negara pada hari Jumat, menjelang batas waktu 9 Juli 2025. Beberapa tarif yang dikenakan akan berada dalam kisaran 10-70 persen dan akan berlaku pada tanggal 1 Agustus 2025.

"Sebelumnya pada akhir pekan, Trump mengatakan AS hampir mencapai beberapa perjanjian perdagangan, dengan tarif baru yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus," ujarnya dalam risetnya, Senin (7/7/2025).

Selain itu, titik dukungan terbesar dolar adalah penurunan tajam dalam ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada dua pertemuan berikutnya. Hal ini terutama didorong oleh pembacaan penggajian yang kuat pada hari Kamis, yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap tangguh meskipun ada hambatan ekonomi lainnya.

Para pedagang terlihat sebagian besar menghapus taruhan untuk pemotongan suku bunga Juli oleh Fed, dan juga terlihat meningkatkan taruhan bahwa Fed akan bertahan pada bulan September, CME Fedwatch menunjukkan. Minggu ini fokus pasar hanya pada rilis notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru yang akan dirilis hari Rabu (Kamis pukul 01.00 WIB).

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Cadangan Devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai USD152,6 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar USD152,5 miliar.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.230-Rp16.280 per USD.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement