Menurut BI, mata uang Garuda hanya mengalami pelemahan sebesar 1,24 persen selama periode hingga 16 Januari 2024.
“Dari sisi fundamental, kondisi saat ini mendukung untuk mendorong kinerja rupiah, namun kondisi global masih belum dapat dipastikan,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulan Januari 2024, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Sejumlah sentimen global masih berdampak pada volatilias kinerja rupiah sepanjang tahun lalu hingga memasuki awal tahun ini, terutama arah kebijakan The Fed.
Terbaru, mantan Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan dia memperkirakan bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunga sebelum inflasi mencapai 2 persen, dan pemotongan tersebut dapat dilakukan segera pada bulan Maret.
Bullard memperkirakan bahwa tingkat inflasi inti, tidak termasuk harga pangan dan energi, akan melambat menjadi sekitar 2 persen sebelum bulan Oktober. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, atau PCE, turun menjadi 2,6 persen pada November 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Laporan berikutnya akan diterbitkan pada hari Jumat ini.