Selain itu, para pedagang menghindari taruhan besar menjelang Kongres Rakyat Nasional 2024. Pemerintah China, sambung Ibrahim, diperkirakan akan meluncurkan lebih banyak langkah stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi yang melambat, terutama ketika negara tersebut bergulat dengan krisis pasar properti dan tren deflasi yang memburuk.
Dari sentimen domestik, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Februari menyentuh skor 52,7, turun dari 52,9 pada Januari. Meski begitu, PMI Manufaktur tersebut masih tergolong ekspansif.
Berdasarkan indeks S&P Global, skor PMI Manufaktur itu didukung produksi manufaktur yang cenderung naik pada Februari. Selain itu, tingkat pertumbuhan juga cenderung solid, meski mengalami penurunan dari Januari.
Berdasarkan rilis S&P, kenaikan itu didorong oleh jumlah pekerjaan baru yang masuk semakin besar, serta perbaikan kondisi permintaan. Hal ini pun merangsang permintaan baru yang naik selama sembilan bulan berturut-turut.
Sebaliknya, permintaan asing terhadap produk manufaktur justru mengalami stagnasi. S&P mengungkap, sebagian besar stok di beberapa konsumen negara tujuan ekspor masih cukup melimpah, sehingga tidak mendorong pesanan baru.
Data PMI bulan Februari mencerminkan manufaktur Indonesia meningkat sejak awal tahun. Permintaan domestik yang solid memang mendukung pertumbuhan, tetapi permintaan asing yang mengalami stagnasi pada Februari harus selalu dicermati.